Wednesday, December 3, 2008

HATI YANG MENYAPA

Suatu kali Bandrun bertengkar dengan istrinya. Masing – masing tidak mau mengalah. Akibatnya mereka tidak saling menegur sapa beberapa hari lamanya.Suatu hari Badrun bekerja hingga larut malam dan besok harus bangun subuh karena harus dinas ke Jakarta naik KA:8459, Parahyangan pukul 05.00. Semula ia ingin minta tolong istrinya untuk membangunkannya ketika subuh, namun karena gengsi ia hanya menulis di secarik kertas, “ Bu , tolong bangunkan saya pukul 03.00, karena haus bersiap – siap dinas ke Jakarta pukul 09.00, naik kereta pukul 05.00. Lalu ia taruh kertas tersebut diatas meja rias istrinya. Disamping itu Badrun juga mengatur alarm handphonenya untuk berbunyi tepat pukul 03.00. Keesokan harinya Badrun bangu kesiangan, sekitar pukul 07.00. Handphone yang sudah diatur bunyi alarmnya ternyata tidak di dengarnya, mungkin karena begitu lelahnya dan tidur yang sangat lelap. Namun yang menbuat ia marah besar dan sangat kesal adalah istrinya yang tidak membangunkannya sebagaimana ia minta dibangunkan pukul 03.00. Rencana dinas ke jakartapun batal Tetapi Badrun kemudian tampak terkejut ketika menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan istrinya yang berbunyi : ‘Pak, bangun sudah pukul 03.00 lho . Tuh Handphonenya bunyi dari tadi.


Komunikasi, merupakan kata kunci dan tindakan penting dalam membentuk, memelihara dan meningkatkan kualitas hubungan antara manusia. Banyak hubungan bisnis terputus hanya karena kesalahan dalam berkomunikasi, Keluarga menjadi retak bahkan nyaris berantakan karena komunikasi anggota keluarganya yang tidak tertata dengan baik. Bahkan hubungan kedinasan menjadi dingin karena salah satu pihak tidak mau berjiwa besar untuk mulai membuka komonikasi yang mungkin sudah lama tidak berjalan optimal. Jika diamati lebih jauh tidak mengherankan ada yang rela tidak membuka komunikasi terbuka ( pembicaraan ) dengan sesama rekan kerja bertahun – tahun , padahal tinggal di satu atap.

Sukses tidaknya suatu kebijakan yang mengarah pada perubahan, entah itu yang menyangkut perubahan dalam lingkungan perusahaan maupun kebijakan di rumah kuncinya adalah sosialisasi ( Kumonikasi terbuka ) yang menjadi tolak ukur keberhasilan implementasi kebijakan tersebut. Di dalam perusahaan dan unit kerja komunikasi ternyata memiliki fungsi sebagai pemecah masalah, alat pengendali , alat untuk menyatakan ekspresi ekspresi emosional dan saran untuk memotivasi orang lain.

Begitu pentingnya motivasi, sehingga upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan komonikasi terus menerus mengalami perkembangan, baik berbasi tekhnologi maupun dengan hati ( by Heart ). Ditengah – tengah gencarnya kemajuan tekhnologi informasi komonikasi , pendekatan sentuhan ( human touch )tetap memegang peranan penting. Ambil contoh, SMS memang praktis dan murah, tetapi ketika rekan atau kekasih mendengar langsung suara kita, sekalipun just say hello, jauh lebih bermakna. Akan tetapi suarat – surat disposisi memang alat yang praktis untuk mendelegasikan suatu pekerjaan. Surat disposisi yang berisi ucapan singkat ketika punya kesempatan untuk mengantarakan surat disposisi tersebut tentu lebih bermakna dan momotivasi. Menyediakan kesempatan untuk menelpon ke rumah dalam jam – jam kerja mungkin akan memberikan kedekatan khusus antara sang ayah atau Ibu dengan keluarga di Rumah. Itulah sebabnya orang bijak mengatakan komunikasi merupakan tali pengikat emasional yang tidak pernah lekang sepanjang zaman.

Dari sini tampak bahwa komunikasi merupakan upaya, keterampilan, pergorbanan serta dorongan kejernihan hati untuk mau membuka percakapan dan mendengarkan orang lain secara lebih seksama. Di atas semua itu komunikasi melalui kejernihan hati yang dilandasi oleh ketulusan akan memberikan dampak yang menyejukkan bagi orang lain. Lebih jauh Aagym dalam bukunya Jagalah Hati, MQ for the Beginner, mengatakan , Sebelm berkomunikasi dan bergaul persiapkanlan hati kita yang bersih dan tulus. Kalau hati masih kotor dan dipenuhi unsur – unsur yang negatif, lebih baik kita mnegurungkan niat kita untuk berkomonikasi karena hasilnya bisa fatal. Mungkin lebih baik Diam, Diam adalah emas menurut orang jerman, daripada berkomunikasi dilandasi dengan kemunafikan dan kepura – puraan.

Memang harga yang dibayar untuk komunikasi efektif tidak sedikit, setidaknya membayar harga untuk berani dan dan kerelaan untuk menegur orang lain. Sekalipun dalam pangkat dan jabatan yang berbeda. Pertaruhan harga diri untuk berinisiatif yang dilandasi jiwa besar untuk pertama kali membuka saluran informasi dengan orang – orang yang selama ini telah mneyakiti hati kita . Toh di hadapan sang pencipa tidak ada harga diri berdasarkan pangkat jabatan kekayaan atau perasaan menang kalah yang ada adalah hati yang mau mengalirkan kebaikan secara terus menerus kepada orang lain bagai kemuliaan namanya.

Hari ini ketika masih ada maslah yang menganjal sehingga menutup pintu komunikasi kita selama ini, baik dalam keluarga, pimpinan maupun sesama rekan kerja atau staff., maka inilah saat untuk berinisiatif memulai, Dilandasi hati yang tulus, kerendahan hati, dan niat baik kita melangkah lebih dulu memulai menyapa. Perkara yang bersangkutan menerima atau tidak sudah bukan bagian kita lagi. Yang penting dari kita sudah memulai yang baik dan menjadi catatan tersendiri dalam buku kehidupan sang pencipta . Begitu memulai akan mnucul deburan air suka cita yang memenuhi suka sebagai tanda bahwa hati nurani kita sudah beres dan bersih. Mari kita mulai.


Parlindungan Marpaung
Half Full – Half Empty

MQS Publishing


0 comments: